DISQUS SHORTNAME

FACEBOOK COMMENT APPID

Tuesday, November 29, 2016

Manajemen Bandwidth Mikrotik dengan Simple Queue

I. Tujuan
  1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami Bandwidth Access.
  2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi Bandwidth Access dengan cara queue simple.
  3. Mahasiswa mampu melakukan Bandwidth Access menggunakan router MikroTik.

II. Dasar Teori
  • Routing Static
Sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.  Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam  forwarding  table  di  setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan  routing  statik  dalam  sebuah  jaringan  yang  kecil  tentu  bukanlah suatu masalah,  hanya  beberapa  entri  yang  perlu  diisikan  pada  forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang  jumlahnya  tidak sedikit dalam  jaringan yang besar.
Static routing merupakan bentuk yang simple dari routing, tapi diperlukan proses manual dalam mendefine static routing tersebut ke perangkat jaringan. static routing digunakan pada network yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat rute nya tetap (sangat jarang untuk berubah) static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute secara otomati bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan jaringan ( link failure) . perpindahan rute ini tidak bisa otomatis dikarenakan sang administrator harus mengkonfigur lagi secara manual untuk mengupdate konfigurasi dengan rute yang baru. keuntungan dari static routing adalah dari segi konsumsi memory, static routing mengkonsumsi sangat kecil dari memory router.
  • Simple Queue dan Queue Tree pada Mikrotik
Pada router mikrotik sudah tersedia fitur Queue yang mampu melakukan limitasi atau pembatasan pada bandwidth. Jadi, tidak heran banyak perusahaan menggunakan mikrotik sebagai alternative karena memang kebanyakan perusahaan di indonesia memiliki akses internet yang terbatas sehingga perlu di manage.
Ada 2 jenis Queue pada mikrotik:
  1. Queue Simpe : merupakan jenis bandwidth management yang dapat dikonfigurasi secara mudah. Biasanya simple queue digunakan hanya untuk pembatasan pemakaian bandwidth (upload dan download) tiap client. Jenis queue ini sangat cocok di implementasikan pada jaringan skala kecil hingga menengah.
  2. Queue Tree : merupakan jenis bandwidth management yang sangat kompleks. Secara garis besar fungsinya sama dengan simple queue hanya pada queue tree bandwidth management akan di kelompokan kedalam group / parent sehingga akan terlihat seperti hirarki. Untuk menggunakan Queue ini kita harus mengaktifkan mangle di menu firewall, sehingga kita dapat melakukan limitasi atau memberikan prioritas pada lalu lintas apapun seperti email, browsing, game dll.
III. Peralatan yang Digunakan
  1. 2 Buah PC yang dilengkapi dengan software Winbox.
  2. 1 buah Router Mikrotik.
  3. ISP (Internet Service Provider).
  4. Kabel Ethernet Secukupnya.
IV. Topologi
4.PNG

V. Prosedur Percobaan
  1. Membuka aplikasi winbox pada PC 1.
  2. Menyetting IP address router yang terhubung PC  dengan pilih IP >> Address. menambahkan IP address router setiap PC sesuai dengan topologi, Tampilan seperti gambar dibawah  :
4

3.Menyetting IP address pada setiap PC di Local Area Connection . Masukkan IP address dan DNS setiap PC sesuai dengan topologi.
1
2
4.Setelah setting IP pada router dan PC, cobalah melakukan test PING antar PC terlebih dahulu menggunakan command prompt (cmd) untuk memastikan routing secara statik sudah bisa dijalankan.
3
3.PNG
5.Selanjutnya dilakukan setting DHCP Client. Setting DHCP client dilakukan pada PC 1.
6.Lalu menghubungkan kabel ethernet 1 router ke ISP.
7.Pada winbox, membuka menu IP >> DHCP Client.
8.Lalu memiilih interface sebagai client yakni “ether 1”. Kemudian klik OK.
9.memastikan bahwa setting DHCP Client dalam keadaan bound seperti gambar dibawah. Dapat dilihat IP DHCP Client didapat secara otomatis dari ISP.
5
10.Selanjutnya menyetting NAT. Pilih menu IP >> Firewall
11.Pada menu firewall, pilih menu NAT. Kemudian klik “+”.
12.Pada menu general, pilih outgoing interface “ether 1” sebagai via yang terhubung ke internet.
nat1
NAT2.PNG
13. Klik OK. Dapat dilihat bahwa setting NAT sudah selesai , seperti tampilan dibawah.
nat3
14.Selanjutnya mengatur limit Bandwidth. Langkah pertama, Remote mikrotik via winbox, kemudian pada menu Queue pilih simple queue kemudian “Add“.
15.Pada tab General masukan nama queue dimana dalam hal ini “Total Bandwidth”, serta Max limit yang digunakan serta pada memasukkan nilai “limit at” pada menu advance.
q11
q12
Q21.PNG
Q22.PNG
T1.PNG
T2.PNG
16.Setelah  membuat queue untuk masing-masing client, maka akan tampak seperti dibawah ini. Jika queue menunjukan warna merah maka sedang terjadi full pemakaian bandwidth.
QL.PNG
Setelah menyetting limit bandwidth dan beberapa langkah sebelumnya, dapat dikatakan bahwa kedua pc sudah bisa melakukan koneksi internet. Untuk menguji kecepatan bandwidth pada sebuah web, gunakan speedtest.net.
  1. Buka web browser
  2. Kemudian ketik web speedtest.net
  3. Cobalah uji setiap PC ,yang nantinya akan terlihat berapa nilai dari upload dan download pada speed test tersebut. Tampilan seperti penunjukan gambar dibawah.
PC1.PNG
PC2.PNG
VI. Analisis
Pada praktikum kali ini maka dapat saya menganalisa sebagai berikut, dengan judul  Bandwidth Management Mikrotik dengan Simple Queue. Langkah pertama  yaitu menghubungkan PC-1 dengan PC-2 pada suatu jaringan. Setelah dilakukan setting static routing maka PC-1 akan bisa melakukan perintah PING ke PC-2, begitu sebaliknya PC-2 dapat melakukan perintah PING ke PC-1. Setelah dilakukan setting routing secara static,selanjutnya melakukan pemasangan pada DHCP client dan NAT. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada sisi client akan menjadikan Ethernet 1 tersebut sebagai DHCP Client dari ISP dengan cara pilih menu IP>>DHCP Client dan dipastikan bahwa ethernet 1 sudah mendapatkan IP Address. Dari konfigurasi NAT yang telah dilakukan,dapat diketahui bahwa, hanya dengan menggunakan satu alamat (IP ethernet 1), PC yang terhubung ke router tersebut dapat melakukan sambungan koneksi ke internet. Dalam konfigurasi NAT, menggunakan action masquirade,maksudnya adalah jika  tidak melakukan masquerade maka komputer dengan jaringan lokal tidak bisa mengakses internet. Sehingga dapat dikatakan bahwa NAT harus disetting agar setiap user nantinya bisa melakukan koneksi ke Internet.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa simple queue merupakan cara termudah yang dalam management bandwidth di mikrotik. Hal ini dapat dilihat dalam manajemen nya, kita bisa melakukan pembatasan bandwidth untuk setiap user yang terhubung pada jaringan tersebut. Dari percobaan yang dilakukan, mikrotik hanya memiliki bandwidth ke internet sebesar 512 kbps . Jika dibagi untuk 2 buah client maka masing-masing client akan mendapatkan 256kbps . Apabila 2 buah client menggunakan masing-masing bandwidth menggunakan 512 kbps, yang terjadi ialah proses upload dan download untuk menuju sebuah halaman atau file membutuhkan waktu yang lama karena kedua client tersebut memakai nilai upload dan download yang sama dari total bandwidth dari router. Dapat dilihat pada queue list, Jika queue menunjukan warna merah maka sedang terjadi full pemakaian bandwidth. Selain itu, setiap client mendapatkan garansi bandwidth. Tujuan dari garansi bandwidth ini yakni digunakan apabila trafik jaringan dalam keadaan sibuk,bisa menggunakan garansi banwidth,walaupun garansi yang digunakan bandwidth terendah. Dapat dilihat bahwa pada PC1 akan mendapatkan maksimal bandwidth 512 kbps, akan tetapi jika trafik sangat padat kecepatan upload PC1 tidak akan dibawah 128 kbps. Begitu juga dengan download PC1 tidak akan dibawah 128 kbps.
Dengan menggunakan web speedtest.net untuk melihat sebesar berapa kinerja  bandwidth dalam proses upload dan download suatu file atau web yang terhubung menggunakan koneksi internet. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam manajemen bandwidth semua PC dapat menggunakan internet dengan lancar dan stabil.
VII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini maka dapat saya mengambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Percobaan kali ini menggunakan Static routing..
  2. Queue Simple adalah cara sederhana melakukan limit data rate untuk IP Address atau subnet.
  3. Max Limit merupakan alokasi bandwidth maksimal yang bisa didapatkan user,dan biasanya akan didapatkan user jika ada alokasi bandwidth yang tidak digunakan lagi oleh user lain.
  4. Dengan menggunakan manajemen bandwidth, maka semua PC akan mendapatkan bandwidth sesuai dengan kebutuhan koneksi internet serta memudahkan administrator dalam mengontrol bandwidth.

No comments:

Post a Comment

ADS

Popular Posts

Labels

Random Posts

Flickr Photo